BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Iman
atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama
karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang
diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau dengan kata
lain iman dapat membentuk orang jadi bertaqwa
Pada setiap agama, keimanan
merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita
diibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah vondasi yang menopang
segala sesuatu yang berada diatasnya. Maka kokoh tidaknya bangunan tersebut
tergantung dari kokoh tidaknya vondasi bangunan tersebut.
Iman
bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
berbuat amal soleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap
sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai
keyakinannya.
B. Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai
umat beragama kita harus memahami aqidah islam, apakah kita sudah paham tentang
aqidah islam?
b.
Sudah
pahamkah kita mengenai pengertian
keimanan dan ketaqwaan?
c.
Mengapa
kita harus beriman?
d.
Apa
implementasi keimanan dan ketaqwaan terhadap kehidupan modern?
C. Tujuan
Penulisan
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah
dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak
mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu,
hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan
mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang
sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu
saja. Oleh karena itulah kami memaparkan tentang pembahasan keimanan.
D. Manfaat
Penulisan
Memahami
makna keimanan dan ketaqwaan sangat penting agar manusia mengerti bahwa sudah
sepantasnya ia beriman kepada yang menciptakan bumi ini beserta isinya serta
mengerti bahwa pada hakekatnya manusia adalah makhluk ciptaan-Nya dan akan
kembali kepada-Nya pula. Selain itu
pemahaman manusia terhadap keimanan dapat membawa kebahagian di dunia maupun di
akhirat.
Dengan
membaca makalah mengenai keimanan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan
pembaca serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Memahami Akidah Islam
Pada
dasarnya akidah ialah Ilmu yang membicarakan perkara-perkara yang berkaitan
keyakinan terhadap Allah swt dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Akidah dari segi
bahasa berarti simpulan iman ataupun pegangan yang kuat atau satu keyakinan
yang menjadi pegangan yang kuat.
Setiap umat Islam wajib
mengetahui, mempelajari dan mendalami ilmu akidah supaya tidak melakukan
perbuatan yang membawa kepada penyelewengan
akidah kepada Allah SWT. Akidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap
Allah sebagai rabb dan ilah serta beriman dengan nama-namaNya dan segala
sifat-sifatNya juga beriman dengan adanya malaikat, kitab-kitab, para Rasul,
Hari Akhirat dan beriman dengan taqdir Allah sama ada baik atau buruk termasuk
juga segala apa yang datang dari Allah. Seterusnya patuh dan taat pada segala
ajaran dan petunjuknya. Oleh itu, akidah Islam ialah keimanan dan keyakinan
terhadap Allah dan RasulNya serta apa yang dibawa oleh Rasul dan dilaksanakan
dalam kehidupan.
1. Dibawah ini merupakan beberapa
ilmu akidah, yaitu :
a. Ilmu
Tauhid
Ilmu yang menerangkan tentang sifat Allah swt yang wajib
diketahui dan dipercayai.
b.
Ilmu Usuluddin
Suatu ilmu tentang kepercayaan dalam agama Islam, yaitu
kepercayaan kepada Allah swt dan pesuruhNya
c.
Ilmu Makrifat
Suatu ilmu yang membahaskan perkara-perkara yang berhubung
dengan cara-cara mengenal Allah swt.
d. Ilmu Kalam
Sesuatu ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil
aqliah (ilmiah) sebagai perisai terhadap segala tentangan daripada pihak lawan.
2.
Berikut
ini merupakan beberapa alasan pentingnya mempelajari akidah
a.
Supaya
terhindar daripad ajaran-ajaran sesat yang akan merusakan akidah seseorang
terhadap Allah SWT.
b.
Meneguhkan
keimanan dan keyakinan kepada sifat-sifat kesempurnaanNya
c.
Memantapkan
akidah seseorang supaya tidak terikut dan terpengaruh dengan amalan-amalan yang
akan merusakan akidah.
d.
Balasan
Syurga dan Neraka. Berdasarkan nas-nas al-Quran menunjukkan bahawa orang yang
baik akan di masukkan ke dalam syurga, sebaliknya mereka yang tidak melakukan
amalan baik maka mereka akan dimasukan ke dalam neraka.
e.
Terhindar
dari pengaruh buruk yang dapat merusak
akidah seseorang.
3. Cara-cara menanamkan akidah di
dalam diri seseorang, yaitu :
a
Memahami
konsep Islam yang sebenarnya dan memahami konsep akidah secara khusus
b
Membersihkan
hati dengan cara meninggalkan dosa dan melakukan perkara-perkara yang
diperintahkan Allah SWT.
c
Sentiasa
berjihad melawan nafsu dan syaitan dengan Islam
d
Bersama-sama
dengan orang-orang yang shaleh atau sentiasa mencari suasana yang baik.
e
Sentiasa
berdoa kepada Allah.
f
Bertawakal
kepada Allah.
4. Tujuan
Akidah Dalam Islam
Akidah
Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
a. Untuk mengihlaskan niat dan ibadah
kepada Allah semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepada-Nya.
b. Membebaskan akal
dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati.
c.
Memperoleh ketenangan jiwa dan pikiran,
tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang sehingga tidak mudah terpengaruh.
d.
Meluruskan tujuan dan perbuatan dari
penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan senantiasa berbuat baik dengan
orang lain.
e. Bersungguh-sungguh
dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik.
f.
Menciptakan umat yang kuat yang mau menegakkan
agamanya .
g
Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki
individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.
B.
Keimanan dan Ketaqwaan
1. Pengertian Iman
Kata iman
berasal dari bahasa arab, ”amanu” yang artinya percaya atau yakin. Secara harfiah iman dapat diartikan dengan rasa
aman, keyakinan atau kepercayaan. Menurut istilah kata iman dapat diartikan
dengan meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan.
Keimanan
dapat diartikan menjadi suatu nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim
untuk cenderung melakukan segala hal sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh
Allah dan Rasul-Nya serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kehidupan yang dijalaninya teratur sedemikian rupa.
Di dalam surat
Al-Baqoroh:165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat
cinta kepada Allah SWT beserta ajaran -Nya (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu, orang yang beriman kepada Allah SWT berarti orang yang sangat amat rindu
terhadap ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat dalam Al – Quran dan sunnah
Rosul.
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah
Atthabrani, iman merupakan tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan
dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al – iimaanu ’aqdun bil qalbi waiqraarun
bilisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan
antara hati, ucapan, dan tingkah laku atau perbuatan seseorang.
Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman haq dan iman
bathil. Iman haq merupakan iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil adalah iman yang berpandangan dan bersikap
selain dengan ajaran Allah.
2. Pengertian Taqwa
Taqwa secara umum memiliki penegrtian melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman,
yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut
Sunnah Rosul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan
iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
3. Wujud Iman dan Taqwa
Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan
perbuatan. Dalam artian diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya
Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat,
dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya menjalankan seluruh perintah – Nya dan
menjauhi seluruh larangan – Nya.
4. Tanda – tanda Orang Beriman
Dalam Al – Quran, orang – orang yang beriman dapat
dinyatakan sebagai berikut:
a. Jika disebut nama Allah SWT (dengan
ilmu), maka hatinya bergetar dan apabila dibacakan Al – Quran maka hatinya
bergejolak untuk melaksanakannya (Al – Anfal : 2).
b. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja
keras berdasarakan kerangka ilmu Allah yang diiringi dengan doa.
c. Tertib melaksanakan sholat dan
selalu menjaga pelaksanaannya (Al – Anfal : 3 dan Al – Mu’minun : 2,7).
d. Menafkahkan rizki yang diterima (Al
– Anfal : 3 dan Al – Mu’minun :4). Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran
bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi.
e. Menghindari perkataan yang tidak
bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al – Mu’minun : 3,5)
f. Memelihara amanah dan menepati janji
(Al – Mu’minun : 6).
g. Berjihad di jalan Allah dan suka
menolong (Al – anfal : 74).
h. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum
meminta izin (An – Nur : 62).
Di bawah ini merupakan ciri-ciri orang
yangbertaqwa kepada Allah, yaitu :
a. Gemar menginfaqkan harta bendanya di
jalan Allah
b. Mampu menahan diri dari sifat marah
c. Selalu memaafkan orang lain yang telah
berbuat salah kepadanya (tidak pendendam)
d. Ketika melakukan perbuatan yang salah
selalu ingat Allah, lalu memohon ampun.
e. Tidak melakukan perbuatan yang salah
lagi dengan kesadaran dirinya sendiri.
5. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan pada keesaan
Allah yang dikenal dengan istilah tauhid. Tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis
adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaaan
Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan
dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang
Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa
Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis
yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid
praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah
(Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis
(tauhid ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata
lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah
Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan
langkah.
Selama ini pemahaman
tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa
mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat
dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam,
yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam
ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata
lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis
dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan
tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan,
fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah
mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa,
apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
C. Mengapa
Harus Beriman
Sebagai umat beragama kita harus beriman karena iman menumtut manusia
bertauhid yaitu membawa manusia kepada penyerahan diri, untuk mewujudkan
manusia bertawakal agar memudahkan jalan manusia menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat. Iman membuat manusia menjadi insan sejati yang menyadari tugas
utama seorang makhluk Tuhan adalah beriman kepada- Nya dan berdoa kepada Allah agar terhindar dari
kekufuran. Sementara jika manusia tidak menyerahkan diri kepada Allah SWT
manusia dapat menjadi hewan buas yang tidak berdaya, karena terlena oleh kehidupan
duniawi.
Peran iman dan taqwa sangat
dominan dalam kehidupan manusia, iman dan taqwa dapat memperbaiki kehidupan
walaupun lingkungan kehidupannya sangat rentan dari kejahatan, dengan iman dan
taqwa manusia dapat menjawab seluruh problrmatika kehidupan. Sebagai contoh pada
zaman Rasulullah SAW, bahwa Rasulullah SAW dilahirkan ditengah-tengah zaman jahiliyah, namun
Rasulullah SAW dapat membawa umat manusia dari alam kegelapan menjadi alam yang
terang atau baik.
D.
Implementasi
Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan Modern
Iman
adalah percaya atau meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam.
Sedangkan taqwa adalah mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Beriman
tidak cukupm disimpan di dalam hati saja. Tetapi harus dilahirkan dalam bentuk
perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal shaleh atau perilaku yang baik.
Begitu
pentingnya ketaqwaan bagi seorang muslim sehingga derajat seorang manusia
ditentukan oleh kadar ketaqwaannya kepada Allah mulia atau tidaknya manusia
bukan ditentukan oleh banyaknya harta yang dimiliki atau jabatan yang diduduki.
Tidak mustahil jika ada seseorang yang jabatannya tinggi, harta melimpah,
dipuji banyak orang tetapi karena tidak
bertaqwa kepada Allah maka ia pun tidak memiliki derajat sama sekali bahkan
hina di mata Allah SWT. Sebaliknya seorang pemulung yang dicaci dan hina dihadapan
manusia tetapi jika ia bertaqwa maka ia memiliki derajat yang mulia dihadapan
Allah SWT. Derajatnya melebihi pejabat yang dipuji tetapi ternyata korupsi.
Betapa
pentingnya nilai keimanan dan ketaqwaan hingga merupakan bekal yang terbaik
dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tinggi derajat taqwa hingga
manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa
diantara mereka. Dan banyak sekali hasil dan nikmat yang akan diperoleh dari
keimanan dan ketaqwaan ini.
Dalam menjalani kehidupan modern
seperti sekarang ini keimanan dan ketaqwaan sangat di perlukan untuk menguatkan
landasan hidup bagi manusia. Misalnya dalam hal pendidikan, pekerjaan,
keluarga, masyarakat, pergaulan dan sebagainya. Tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang
mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan keimanan dan ketaqwaan
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan mereka sendiri mengaku sebagai umat islam yang
beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. Kehidupan modern telah membuat sebagian
masyarakat lupa akan hakekat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang
wajib beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Mereka sibuk mencari kepuasan dan
kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materi dibandingkan
dengan kebutuhan rohani, semua rela mereka korbankan hanya untuk memenuhi hawa
nafsu mereka.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Keimanan
dapat diartikan menjadi suatu nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim
untuk cenderung melakukan segala hal sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh
Allah dan Rasul-Nya serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kehidupan yang dijalaninya teratur sedemikian rupa.
Akidah Islam
ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai rabb dan ilah serta
beriman dengan nama-namaNya dan segala sifat-sifatNya juga beriman dengan
adanya malaikat, kitab-kitab, para Rasul, Hari Akhirat dan beriman dengan
taqdir Allah sama ada baik atau buruk termasuk juga segala apa yang datang dari
Allah. Beberapa contoh ilmu aqidah yaitu
Sebagai
umat beragama kita harus beriman karena iman menumtut manusia bertauhid yaitu
membawa manusia kepada penyerahan diri, untuk mewujudkan manusia bertawakal
agar memudahkan jalan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam menjalani kehidupan modern
seperti sekarang ini keimanan dan ketaqwaan sangat di perlukan untuk menguatkan
landasan hidup bagi manusia. Tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang
mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan keimanan dan ketaqwaan
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Saran
Masyarakat
seharusnya benar-benar memahami arti dari keimanan dan ketakwaan serta memupuk
keimanan dan ketakwaan tersebut di dalam diri mereka, sebab dua hal tersebut sangat
berperan dan berpengaruh penting terhadap diri manusia dalam menjalani
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Barata,
Mappasessu, Muhammadong. 2009. Pendidikan
Agama Islam. Makassar: TimDosen UNM
Abu AL- Jauzaa’. Definisi Iman. http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/02/definisi-iman.html diakses
tanggal 4 Oktober 2011 pukul 19.16
Mariana Ramadhani. Konsep Ketuhanan dalam Islam. http://marianaramadhani.wordpress.com/coretan-kuliah/konsep-ketuhanan-dalam-islam/ diakses
tanggal 4 Oktober 2011 pukul 19.25
Muchamad
Syihabulhaq. Definisi
Takwa. http://pencerahqolbu.wordpress.com/2011/05/25/definisi-taqwa/ diakses
tanggal 4 Oktober 2011 pukul 19.35
0 komentar:
Posting Komentar